Keindahan Hidup Kita

Jumat, 15 Januari 2010

Dalam manajemen keindahan hidup kita, segala sesuatu inginnya kita atur sesuai planning dan kemauan (nafsu) kita. Kita inginnya hidup nikmat, hidup penuh berkah, hidup penuh berlimpah, hidup penuh sapa & tawa dari sekeliling kita.

Dalam kondisi ideal, memang itulah yang kita inginkaN. Akan tetapi, tidak semua jalan yang kita tempuh terkadang semuanya - beraspal - manis & indah sesuai dengan yang kita inginkan bukan?

Ada hal-hal yang memang perlu kita lewati - kalanya jalan itu sedikit terjal, bergelombang dan suasana yang tidak bersahabat. Bahkan mungkin lebih dari itu. Sebagai orang manusia, tentu manusiawi jika kita terkadang - sedikit manja - mengeluh kepada si-Empunya.

"Mengapa Tuhan menimpakan ini kepada saya?" Dan banyak frase kata serupa untuk merelease kejengkelan kita kepada Tuhan, tentang mengapa Tuhan tidak sayang lagi kepada kita.

Bukan, bukan begitu kawan... Tuhan demikian sayang kepada kita. Setetes embun yang jatuh dari dedaunan di pagi buta pun tidak luput dari perhatian Tuhan, apalagi kita ini - manusia - sang makhluk sempurna.

Mungkin ini mengingatkan kembali kita bahwa: Emas itu menjadi perhiasan yang anggun, karena sebelumnya dia disepuh dengan semburan api yang panasnya luar biasa. Pedang menjadi sangat tajam karena diasah di atas batu kuarsa yang kasar. Dll..

KESIMPULAN: Demikian pun Anda, yang Anda temui dalam kehidupan bahwa ada batu terjal, jalan bergelombang, suasana yang tidak bersahabat dan masih banyak lagi itu ... adalah secara exponential akan membawa Anda pada level yang lebih tinggi dari status Anda yang sekarang.

"Jangan sekali-kali menganggap sempurna suatu inspirasi kalbu

yang buahnya belum engkau ketahui.

Tujuan dari bergumpalnya awan

bukanlah turunnya hujan,

melainkan tumbuhnya bebuahan."

Dalam manajemen keindahan hidup kita, segala sesuatu inginnya kita atur sesuai planning dan kemauan (nafsu) kita. Kita inginnya hidup nikmat, hidup penuh berkah, hidup penuh berlimpah, hidup penuh sapa & tawa dari sekeliling kita.

Dalam kondisi ideal, memang itulah yang kita inginkaN. Akan tetapi, tidak semua jalan yang kita tempuh terkadang semuanya - beraspal - manis & indah sesuai dengan yang kita inginkan bukan?

Ada hal-hal yang memang perlu kita lewati - kalanya jalan itu sedikit terjal, bergelombang dan suasana yang tidak bersahabat. Bahkan mungkin lebih dari itu. Sebagai orang manusia, tentu manusiawi jika kita terkadang - sedikit manja - mengeluh kepada si-Empunya.

"Mengapa Tuhan menimpakan ini kepada saya?" Dan banyak frase kata serupa untuk merelease kejengkelan kita kepada Tuhan, tentang mengapa Tuhan tidak sayang lagi kepada kita.

Bukan, bukan begitu kawan... Tuhan demikian sayang kepada kita. Setetes embun yang jatuh dari dedaunan di pagi buta pun tidak luput dari perhatian Tuhan, apalagi kita ini - manusia - sang makhluk sempurna.

Mungkin ini mengingatkan kembali kita bahwa: Emas itu menjadi perhiasan yang anggun, karena sebelumnya dia disepuh dengan semburan api yang panasnya luar biasa. Pedang menjadi sangat tajam karena diasah di atas batu kuarsa yang kasar. Dll..

KESIMPULAN: Demikian pun Anda, yang Anda temui dalam kehidupan bahwa ada batu terjal, jalan bergelombang, suasana yang tidak bersahabat dan masih banyak lagi itu ... adalah secara exponential akan membawa Anda pada level yang lebih tinggi dari status Anda yang sekarang.

"Jangan sekali-kali menganggap sempurna suatu inspirasi kalbu

yang buahnya belum engkau ketahui.

Tujuan dari bergumpalnya awan

bukanlah turunnya hujan,

melainkan tumbuhnya bebuahan."

0 komentar: